Sebelum Anda memulai belajar
elektronika dan mulai mencoba merangkainya menjadi suatu rangkaian jadi
yang dapat berfungsi, terlebih dahulu harus mengenal beberapa komponen dasar elektronika. Dengan lebih mengenal dan mengetahui komponen – komponen dasar elektronika
tersebut, maka kita akan dapat lebih mudah mempelajari elektronika dan
membangun suatu sistem elektronika yang dapat diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Beberapa jenis komponen dasar elektronika yang sering digunakan adalah resistor, kapasitor, induktor, transformator, dan transistor.
Komponen Dasar Elektronika
1. Resistor
Sesuai dengan namanya yang berarti resistansi / hambatan, resistor merupakan salah satu komponen dasar elektronika yang
berfungsi untuk menghambat (resist) arus yang mengalir dalam suatu
rangkaian tertutup. Kemampuan suatu resistor dalam menghambat suatu arus
dinamakan resistansi yang dinyatakan dalam satuan Ohm (Ω). Besarnya
resistansi suatu resistor sangat dipengaruhi oleh bahan dan suhu dari
resistor tersebut.
Besarnya nilai resistansi suatu resistor dapat kita lihat dari gelang-gelang warna yang terdapat pada badan resistor.
Jumlah gelang warna pada resistor
berbeda-beda, mulai dari 4 gelang warna hingga 6 gelang warna. Semakin
banyak gelang warna, maka nilai resistansi resistor semakin akurat
(semakin mendekati nilai yang sebenarnya).
Untuk resistor dengan 4 gelang warna,
gelang pertama dan kedua menyatakan nilai resistansi resistor, gelang
ketiga menyatakan factor pengali, dan gelang keempat menyatakan nilai
toleransi.
2. Kapasitor
Kapasitor adalah komponen dasar elektronika yang
mampu menyimpan dan melepaskan muatan listrik. Kemampuan kapasitor
dalam menyimpan muatan listrik disebut kapasitansi, yang dinyatakan
dalam satuan farad (F). Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah
plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik.
Beberapa fungsi kapasitor :- Menyimpan muatan listrik
- Mengatur frekuensi
- Sebagai filter
- Sebagai kopel (penyambung)
Berbeda halnya dengan resistor yang
dalam pemasangannya bisa dibolak-balik, pemasangan kaki kapasitor tidak
boleh sembarangan. Hal ini dikarenakan kaki kapasitor ada yang bermuatan
positif dan ada yang bermuatan negatif. Salah menempatkan kaki
kapasitor dalam suatu rangkaian elektronika dapat mengakibatkan
kapasitor tersebut menggelembung atau bahkan meledak. Penggunaan
kapasitor dengan tegangan break yang lebih kecil dari tegangan kerja
pada rangkaian juga dapat mengakibatkan kapasitor tersebut meledak.
Informasi mengenai kapasitansi, tegangan
break, serta kaki muatan negative dapat diperoleh dari tulisan/lambang
di badan kapasitor. Jika terdapat tulisan 100uF/16V, berarti kapasitor
tersebut memiliki nilai kapasitansi 100uF dan tegangan break 16V.
Sedangkan jika pada salah satu pangkal kaki kapasitor (di bagian badan
kapasitor) terdapat tanda stri[ (‘ – ‘), berarti kaki tersebut bermuatan
negative, sedangkan kaki satunya lagi bermuatan positif.
3. Induktor
Induktor adalah komponen dasar
elektronika yang digunakan sebagai beban induktif. Nilai induktansi
sebuah induktor dinyatakan dalam satuan Henry. 1 Henry= 1000 mH
(miliHenry). Induktor yang ideal terdiri dari kawat yang dililit, tanpa
adanya nilai resistansi. Sifat-sifat elektrik dari sebuah induktor
ditentukan oleh panjangnya induktor, diameter induktor, jumlah lilitan
dan bahan yang mengelilinginya. Induktor dapat disamakan dengan
kondensator, karena induktor dapat dipakai sebagai penampung energi
listrik.
Di dalam induktor disimpan energi, bila
ada arus yang mengalir melalui induktor itu. Energi itu disimpan dalam
bentuk medan magnit. Bila arusnya bertambah, banyaknya energi yang
disimpan meningkat pula. Bila arusnya berkurang, maka induktor itu
mengeluarkan energi.
4. Transformator
Transformator (trafo) ialah komponen
dasar elektronika yang berfungsi memindahkan tenaga (daya) listrik dari
input ke output atau dari sisi primer ke sisi sekunder. Pemindahan daya
listrik dari primer ke sekunder disertai dengan perubahan tegangan baik
naik maupun turun.
Ada dua jenis trafo yaitu trafo penaik
tegangan (stepup transformer) dan trafo penurun tegangan (stepdown
transformer). Jika tegangan primer lebih kecil dari tegangan sekunder,
maka dinamakan trafo stepup. Tetapi jika tegangan primer lebih besar
dari tegangan sekunder, maka dinamakan trafo stepdown.
Pada setiap trafo mempunyai input yang
dinamai gulungan primer dan output yang dinamai gulungan sekunder. Trafo
mempunyai inti besi untuk frekuensi rendah dan inti ferrit untuk
frekuensi tinggi atau ada juga yang tidak mempunyai inti (intinya
udara).
5. Transistor
Transistor merupakan salah satu komponen dasar elektronika yang
pada prinsipnya, suatu transistor terdiri atas dua buah dioda yang
disatukan. Agar transistor dapat bekerja, kepada kaki¬kakinya harus
diberikan tegangan, tegangan ini dinamakan bias voltage. Basis¬emitor
diberikan forward voltage, sedangkan basis¬kolektor diberikan reverse
voltage. Sifat transistor adalah bahwa antara kolektor dan emitor akan
ada arus (transistor akan menghantar) bila ada arus basis. Makin besar
arus basis makin besar penghatarannya.
Berbagai bentuk transistor yang terjual
di pasaran, bahan selubung kemasannya juga ada berbagai macam misalnya
selubung logam, keramik dan ada yang berselubung polyester. Transistor
pada umumnya mempunyai tiga kaki, kaki pertama disebut basis, kaki
berikutnya dinamakan kolektor dan kaki yang ketiga disebut emitor.
Suatu arus listrik yang kecil pada basis
akan menimbulkan arus yang jauh lebih besar diantara kolektor dan
emitornya, maka dari itu transistor digunakan untuk memperkuat arus
(amplifier).
Terdapat dua jenis transistor ialah
jenis NPN dan jenis PNP. Pada transistor jenis NPN tegangan basis dan
kolektornya positif terhadap emitor, sedangkan pada transistor PNP
tegangan basis dan kolektornya negatif terhadap tegangan emitor.
Transistor dapat dipergunakan antara lain untuk:
- 1.Sebagai penguat arus, tegangan dan daya (AC dan DC)
- 2.Sebagai penyearah
- 3.Sebagai mixer
- 4.Sebagai osilator
- 5.Sebagai switch
Tidak ada komentar:
Posting Komentar